Jumat, 04 Mei 2012

Film

oleh : Deni Khaerudin

EOC “Edit on Camera”

Edit on Camera menjadi sebuah konsep kerja dalam shooting. Konsep kerja ini terbukti amat efektif, karena bisa mengurangi tim kerja editor, karena editor hanya final edit saja, yang kemudian mengurangi waktu pasca produksi dan lebih cepat diselesaiakan dalam waktu yang singkat. Selain Camera Works nya harus extra kerja dalam selection of shots, Rough Cut pun harus sudah dikerjakan oleh camera person tersebut. Tentu tidak mudah, mengingat cameramen harus menguasai Editorial thinking. Umumnya, hal ini ada pada film film Documentary yang memang sulit untuk di ulang, begitu juga pada kebanyakan shootingpar Journalist untuk News karena mementingkan momentum. Manfaat dari EOC ini adalah :

Media belajar yang baik untuk pemula, karena nanntinya tidak akan membuang buang waktu yang tidak penting pada saat produksi

Tantangan untuk camera person untuk sampai kepada tahapan ini, karena sekali lagi tidak mudah menguasai editorial thinking.

Sering di pakai juga untuk sinetron yang memang memerlukan Deadline yang ketat.

Poin poin yang harus di perlukan dalam Edit on Cam :

Edit on Your Mind, bayangkan sekuens seperti apa yang akan dibuat. Ini sebetulnya hal yang paling pokok ketika kita akan menggunakan metode edit on-camera. Seorang cameraman sudah harus bisa membayangkan bagaimana membuat alur cerita jauh sebelum pengambilan gambar dilakukan.

Shot List, daftar shot yang akan diambil pada saat pengambilan gambar atau shooting. Shot list dibuat sedemikian rupa berdasarkan cerita yang akan ditampilkan, dibuat secara linear sehingga akan memudahkan dalam membuat urutan shot yang akan dilakukan.

Durasi Shot,tidak ada aturan seberapa lama sebuah shot yang baik dilakukan. Yang paling penting adalah apakah dalam durasi yg kita buat itu informasi sudah tersampaikan pada penonton atau belum.

Kontinyuitas, kesinambungan antar shot sangatlah penting. Antar shot akan memiliki kesinambungan jika memiliki beberapa unsur yang sama antar satu shot dengan lainnya. Diantara kesinambungan itu antara lain kesinambungan posisi, gerak, cahaya, warna, dan sebagainya.

General to Detail, dalam editing di paska produksi, seorang editor bisa bermain-main dengan posisi atau letak shot yang dalam terminology editing disebut juksta posisi. Tentang shot mana yang pertama disusun dalam satu sekuens dan seterusnya menjadi penting. Salah satunya adalah apakah shot detail terlebih dahulu lalu shot yang umum atau sebaliknya.

Contoh : “Unjuk rasa besar-besaran mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi di depan gedung KPK, demonstran terdiri dari berbagai unsur organisasi masyarakat. Salah seorang koordinator lapangan pengunjuk rasa mengecam keras semua yang terlibat dalam kriminalisasi KPK”.

Shotlist yang bisa dibuat oleh cameraman bisa seperti di bawah ini :

Shot 1 : Establish Shot pengunjuk rasa
Shot 2 : Medium Shot satu kelompok pengunjuk rasa
Shot 3 : Close Up beberapa sepanduk
Shot 4 : Medium Close Up beberapa pengunjuk rasa
Shot 5 : Close Up wawancara koordinator lapangan
Shot 6 : Medium Shot pengunjuk rasa
Itulah kira kira sekilas tentang Edit on camera. Terus berkarya dan berexplorasi yaa..

Referensi :
German G.Mintapradja (DOP)
Fazrie Permana (Mahasiswa IKJ fak.FFTV)
Saeful Adha
http://dikiumbara.wordpress.com
Deni Chaerudin