Senin, 17 Juni 2013

Pesta Rakyat Festival Film Bandung

oleh : Deni Khaerudin

Festival film bandung, festival yang sudah berjalan selama 23 tahun. pada tahun 2013 ini kembali di gelar di lapangan gasibu lapangan yang berada tepat di depan ikon kota bandung, ialah Gedung sate. Dengan desain panggung yang mempesona dan tata cahaya yang menarik juga tentu kualitas suara yang baik memberikan atmosfer yang khas dalam festival ini. Acara yang di adakan pada tanggal 15 juni 2013 ini, Yang pada sebelumnya beberapa waktu lalu pengumuman nominasi nominasi yang masuk dalam Festival Film Bandung ini telah di umumkan di kampus STSI Bandung. walau dengan gerimis yang mengguyur tak menyurutkan masyarakat bandung untuk turut memeriahkan puncak acara ini.

Yang menjadi menarik adalah ketika festival ini bukan hanya pestanya para Sineas untuk di berikan penghargaan atas karya karyanya. Tetapi menjadi sebuah pesta rakyat dengan hadirnya para bintang tamu yang terkenal juga di sajikan pertunjukan pertunjukan budaya khas jawa barat yang sangat membanggakan. Menarik sekali dimana film bukan hanya sebatas gambar yang bergerak dan sarat akan nilai nilai budaya yang luhur. akan tetapi lebih dari itu, ekspetasi dalam film film ini setelah di putar di bioskop lalu di jadikan DVD dan kemudian di tayangkan di stasiun tv dan kemudian di adakan penghargaan kepada para sineas juga sebagai hiburan yang berbeda bagi masyarakat. di katakan berbeda karena memang, bukan hanya sebuah acara konser music yang biasa biasa. Namun lebih dari itu masyarkat tentu akan mendapat pengetahuan lebih serta semakin mengenal film film nasional. Sehingga akan lebih memacu mereka untuk mau menonton film, Indonesia khususnya.

Uniknya dalam festival ini semua penghargaan mendapat predikat ‘terpuji’. Mulai dari sutradara terpuji, film terpuji, peƱata artisitik terpuji, dan lain lain. Namun, sangat di sayangkan bahwa begitu banyak para peraih penghargaan dalam festival ini yang mereka tidak dapat hadir. Sehingga kebanyakan dari mereka yang mendapat penghargaan hanya di wakilkan. Memang tidak ada pelarangan atas perwakilan itu. Namun, akan lebih ‘terpuji’ rasanya jika mereka pun dapat hadir dalam festival ini. walaupun begitu, acara ini tetap berjalan dengan baik.

kategori film panjang, sinetron dan sinetron lepas (FTV) terlibat dalam festival ini. Sempat terfikir, mengapa tidak ada film pendek yang juga ikut di masukan dalam nominasi nya ? jawabannya ada pada jalan fikiran kita masing masing. Juga seperti nya akan sangat menarik sebenarnya karena durasi dalam film pendek ini tidak terlalu panjang sehingga memungkinkan dapat di masukan dalam satu segmen acara untuk di putar. Semoga dengan hadirnya tokoh perfilman nasional yang sekarang menjadi orang nomer 2 di jawa barat menjadi tombak kejayaan film nasional, jawa barat khususnya.

Jaya Perfilman Indonesia !!

Selasa, 11 Juni 2013

Disposisi Hati

oleh : Deni Khaerudin

“Wanita wanita suci, hanya untuk laki laki suci. Dan laki laki hina hanya untuk wanita wanita hina”.

Kiranya ungkapan itulah yang menjadi obat dalam setiap langkah dalam suara hati yang berderit. Mengkis dengan pasti, membutakan logika dalam indra pupus tiada sisa. Ketika jiwa merindukan sebuah jiwa, pandangan binal dalam setiap wacana yang terbersit di setiap linatasan hati menjadi perasaan yang semakin abstrak tanpa tafsir yang pasti. Hati yang baru merasakan arena kebebasan kini telah meminta kembali untuk ditutup. Ketika rasa tak dapat mendeskripsikan niat dan tujuan, ketika rasa tak mampu mengungkap semua makna dalam perasaan. Dan ketika cinta tak mampu berbicara ketika pandangan mulai berubah haluan.

Rasa , Layaknya sebuah akar, menerobos tanah yang padat, membuntal dalam uraian akar lain dan mampu kokoh untuk menopang ribuan kilo di atasnya. Ketika tulisan pun tak mampu berderai banyak dalam setiap kata yang terbungkus dalam suatu kalimat dan frase yang utuh. Tak bertujuan ! lalu terungkap dengan merangkak dalam batasan.

Lalu Mengapa kini kau yang merintih ingin memiliki ketika melihat sedikit pancaran pancaran keindahan fana itu yang dahulu kau dapatkan lalu kau di hempaskan.. wahai bagian dalam diriku, Hina dan mulianya diriku adalah sebabmu..

Senin, 10 Juni 2013

Setitik Kisah dari Tanah Pasir

oleh : Deni Khaerudin

Bromo, dengan keeksotisan alam yang begitu mempesona, menarik jutaan jiwa untuk mendekat padanya. Hamparan pasir yang membentang dalam derian angin dingin menusuk dalam sanubari yang hilang dalam awan. Di balik gagahnya gunung yang bertengger dalam jajaran khas yang memanjakan. Sisi masyarakatnya pun begitu mempesona. Keramahan suku tengger bromo ini jugalah yang menarik banyak jiwa untuk kembali ketempat ini. Pak marto, seorang warga asli suku tengger bromo yang saya temui secara tidak sengaja dalam perjalanan riset ini menceritakan banyak hal mulai dari kebiasaan, adat istiadat, sejarah sampai mitos dia ceritakan.

Pria berusia 28 tahun ini masih lajang dan beragama hindu. Beliau tahu banyak mengenai sejarah suku tengger yang turun temurun diceritakan oleh orang tuanya. Di ceritakan bahwa disini dulu hidup sepasang suami istri yang tidak juga mempunyai keturunan. Lalu suaminya tersebut bertapa di gunung bromo selama 1 tahun dan berjanji apabila mempunyai 25 anak maka anak bungsunya tersebut akan dipersembahkan kepada gunung bromo.

Namun setelah terkabul semua yang dimintanya sepertinya suami ini lupa lalu kemudian seluruh anak anaknya di ambil oleh gunung bromo dan beberapa gunung disekitarnya. Kemudian di suatu ketika terdengar suara bahwa anak itu sudah tinggal dengan tenang. Kemudian ke 25 anak itulah yang dikenal oleh masyaratkat hindu bromo ini sebagai roh roh leluhur yang suci. sehingga mereka percaya bahwa setiap gunung yang berada disana adalah para leluhur mereka yang sangat mereka hormati.