Selasa, 11 Juni 2013

Disposisi Hati

oleh : Deni Khaerudin

“Wanita wanita suci, hanya untuk laki laki suci. Dan laki laki hina hanya untuk wanita wanita hina”.

Kiranya ungkapan itulah yang menjadi obat dalam setiap langkah dalam suara hati yang berderit. Mengkis dengan pasti, membutakan logika dalam indra pupus tiada sisa. Ketika jiwa merindukan sebuah jiwa, pandangan binal dalam setiap wacana yang terbersit di setiap linatasan hati menjadi perasaan yang semakin abstrak tanpa tafsir yang pasti. Hati yang baru merasakan arena kebebasan kini telah meminta kembali untuk ditutup. Ketika rasa tak dapat mendeskripsikan niat dan tujuan, ketika rasa tak mampu mengungkap semua makna dalam perasaan. Dan ketika cinta tak mampu berbicara ketika pandangan mulai berubah haluan.

Rasa , Layaknya sebuah akar, menerobos tanah yang padat, membuntal dalam uraian akar lain dan mampu kokoh untuk menopang ribuan kilo di atasnya. Ketika tulisan pun tak mampu berderai banyak dalam setiap kata yang terbungkus dalam suatu kalimat dan frase yang utuh. Tak bertujuan ! lalu terungkap dengan merangkak dalam batasan.

Lalu Mengapa kini kau yang merintih ingin memiliki ketika melihat sedikit pancaran pancaran keindahan fana itu yang dahulu kau dapatkan lalu kau di hempaskan.. wahai bagian dalam diriku, Hina dan mulianya diriku adalah sebabmu..

Tidak ada komentar: