Senin, 29 Juli 2013

Klaim budaya ?

Berbicara masalah budaya, berbicara masalah karakter bangsa. Berbicara karakter bangsa berbicara attitude dari bangsa itu sendiri. Indonesia, dengan beragam kebudayaan dari berbagai pulau yang tersebar dari sabang sampai marauke. Seabrek sesuatu yang unik yang di wariskan kepada kita bangsa Indonesia. Namun, saya kira kebanyakan dari kita membicarakan masalah budaya hanya berbicara masalah batik, reog, dan  kesenian lainnya yang di katakan beberapa dari bangsa kita di “Claim” oleh Negara lain.

 Dengan semakin tergerusnya moral bangsa Indonesia yang saya kira bukan hanya masalah akulturasi, modernisasi atau bahkan westernisasi. Tetapi tergerusnya moral bangsa juga karena akumulasi dari kesadaran kesadaran egoism yang sudah turun temurun dan akut ! ketika budaya tidak menghasilkan kepuasan dalam kehidupan hedonis, beragam cara di lakukan agar semua terpenuhi. Baiklah, sudah menjadi fitrah manusia yang tidak pernah puas. Namun kiranya nilai budaya tersebut yang mestinya mampu menangkal rasa egoism dan sikap hedonis tersebut. Masalah akulturasi, modernisasi dan westernisasi seharusnya yang semakin membangun peradaban bangsa kita. Dengan dasar dasar nilai luhur budaya Indonesia sudah cukup menjadi penopang dalam kemajuan zaman.

Budaya bukan hanya masalah klenik, mandi kembang, sesajen, dan yang sejenis dengan itu. Petuah petuah dari orang tua sejak zaman dahulu sebenarnya adalah budaya yang berintegrasi dengan pemikiran dasar ideology kita. budaya adalah suatu manifestasi yang di turunakan dari kebiasaan yang dilakukan oleh orang terdahulu Yang berkembang, dan di serap dengan hati yang tulus.

 Untuk apa kita berteriak teriak bahkan sampai mencemooh Negara lain karena mereka mengakui budaya tersebut adalah milik mereka sedangkan kita ‘rasa’  itu adalah  budaya milik kita. kemudian kita sendiri tidak memaknai secara mendalam tentang suatu nilai dari budaya itu.

Lagipula, Jika kita mencoba menarik sejarah, yang di sebut Nusantara itu bukanlah hanya Indonesia tetapi juga termasuk beberapa Negara tetangga di wilayah asia tenggara termasuk malaysia. Mari kita kembali buka buku sejarah kerajaan majapahit dan perhatikan apa itu nusantara. Begitu luas wilayah nusantara. Jika kita pula pernah belajar sejarah seni rupa, maka akan sangat jelas bagaimana budaya terbentuk dari tanah nusantara.

Sangat lucu menurut saya diantara kita berteriak teriak ini adalah budaya bangsa Indonesia.! Sedangkan jika mungkin kita bertanya dari mana budaya bangsa Indonesia berasal ? bagaimana sejarah dan asal usulnya. Yang sebenarnya budaya Indonesia adalah budaya nusantara yang mungkin saja itu sudah terbentuk sejak zaman dahulu sebelum Indonesia menjadi sebuah Negara.

Beda halnya jika Indonesia sudah terbentuk menjadi suatu Negara yang berdaulat lalu kita menciptakan suatu karya seni budaya. Maka hal itu tentulah menjadi utuh milik kita bangsa Indonesia. Sudah cukuplah kiranya kita berteriak teriak kepada Negara tetangga. Karena sudah sangat jelas terlihat budaya Malu bangsa kita sudah hampir sirna. Saya tidak begitu yakin sebenarnya, apakah mereka yang berteriak teriak itu mengetahui sejarah kebudayaan atau tidak.

Dan ini hanyalah sebuah opini seperti yang tertera di atas, “sekedar opini dan saling berbagi… berbagi pun bisa menjadi banyak makna, berbagi pandangan, berbagi sedikit pengetahuan dan lainnya. Dan sebenarnya sikap kritis memang baik untuk kita aplikasikan karena, dengan sikap kritis itu menjauhkan kita dari sikap apatis pada kehidupan.

Salam

Merangkai kata, “mati”


Merangkai imaji dalam keheningan di setiap nafas yang bergetar dalam hirupan udara hampa. Memapah setap rasa yang berdetak dalam ruang kosong tak bertuan.  Terasa iri bagai bumi merindukan bulan.

Merindu kepada hal fana yang pasti tersakiti. Namun nafsu tak bisa di pungkiri. Hasrat dalam setiap pijakan untuk mencintai dan menyayangi terbeban oleh rasa tanggungan yang membebani. Merangkai setiap imaji, dalam gelap dan khayal yang pasti. Pasti teringinkan namun memudar dalam kenyataan.

Bergetar dalam jiwa yang bimbang tentang sebuah keputusan untuk meminta. Meminta kepada yang maha berhak. sang pemilik hatiku dan hati mu. Sang pemilik jiwa ku dan jiwa mu. Sang pemilik fikiran kita Memohon di persatukan dalam tali suci bergelar cinta. Mengikat dalam gerak yang bebas. Menjadi tak bebas dalam bias yang selalu mucul dalam setiap fikiiran yang melayang di setiap kata yang tertulis hasil siratan dalam fikiran.

Berpendar dalam kata yang terlukis kan di tengah malam. Tak mampu menafsir dalam keinginan yang meletup begitu indahnya. Indah dalam keteraturan yang jelas dan logis. Logis yang tak masuk di akal menjadi kenyataan rasa yang tertinggal. Tertinggal dalam sejarah yang telah sirna di telan waktu.


Waktu.. semakin membunuh perasaan yang bergejolak tentang sebuah angan dan harapan yang tercurah di setiap pori yang terbuka. Membasahi setiap kulit dalam angan dan khayal. Bodoh dalam setiap keputusan yang telah di tetapkan diri. Berpegang prinsip namun tertepis oleh sikap. Sikap banci yang mengular dari ujung kaki . Semakin tak pasti setiap frasa ini terbentuk dalam fikiran yang hampir mati.

Blur


Cinta, asmara dan seputarnya menjadi realita yang tak dapat terpisahkan dari  manusia. Dengan cinta segalanya menjadi berbunga, harum dan menenangkan. Cinta kini mulai bertafsir dalam suatu hubungan yang cukup beragam. HTS, Berpacaran, tunangan, dan lain lain.

 Dalam berpacaran terutama, saya kira menjadi kewajaran ketika ada problema yang terjadi.  Belum lagi bagi mereka yang berhubungan jarak jauh atau biasa di sebut LDR ( long distance relationship). Beragam masalah akan muncul. Curiga yang berlebihan, sifat kasar mulai muncul Sehingga timbulah pemikiran yang negative dalam hati dan prasangka.
Rasa cemburu yang berlebih membuat seseorang akan semakin merasa terkekang, bukan hanya yang mencemburui tapi mereka yang di cemburui akan lebih merasakannya. Kebebasan sebagai remaja rasanya hampir luput. Di makan oleh prasangka dan rasa cinta yang antah berantah.

Tapi banyak orang yang bersedia untuk tetap melanjutkannya. Dengan alasan “terlanjur” mereka rela mengorbankan rasa kebebasannya demi orang yang di cintainya. Lalu, apakah mereka sayang terhadap dirinya sendiri. Apakah rasa itu menjadi alasan satu satunya untuk tetap merasa terkekang ? sadar atau tidak atau saya rasa mereka pasti sadar ada sesuatu yang membuat mereka benar benar tidak dapat melapaskan diri satu sama lain. Hubungan yang terlewat batas menjadi sebab yang memungkinkan. Sehingga faktor psikis mereka akan terganggu dengan bahasa lain “udah sejauh ini masa mau udahan”. Nah kata “sejauh” itulah yang mengindikasikan beragam penafsiran. sejauh rasa cintanya kah, sejauh hubungan keluarga kah Sejauh rentang waktu hubungan kah, atau yang lebih rusak, sejauh “perbuatan” yang dilakukan.
Lalu, sejauh itukah rasa cinta di aplikasikan ? cinta dan nafsu menjadi satu paket yang tidak pernah bisa terlepas dan akan tetap haram kecuali dengan pernikahan. Apakah itu sebabnya islam melarang berpacaran, bahkan yang lebih exterem lagi melarang pria untuk memandang wanita yang bukan muhrimnya. Menurut salah seorang ulama beliau menuturkan bahwa nafsu yang terdapat di laki laki itu ada satu, dan nafsu yang terdapat pada perempuan ada sembilan. Namun, satu nafsu laki laki ini sangat ‘riskan’  dan dapat dengan mudah memicu Sembilan nafsu pada wanita.

Dengan beragam alasan mengatas namakan cinta bahkan sampai mengobral tuhan. Cinta di ungkapkan dengan kata manis dan manja yang dengan mudah meluluhkan setiap jiwa yang berbisik di dalamnya. Penghambaan menjadi satu satunya jalan yang di tempuh demi sang kekasih. Keluarga, sahabat menjadi sesuatu yang harus di korbankan demi dia yang di cinta. Kerusakan terjadi tanpa sadar atau di sadari, tapi karena sudah terlanjur ya di lanjutkan tidak menjadi masalah saat ini.

Dengan semua problem yang terjadi, lalu apakah setiap individu tidak berhak atas rasa cinta kepada lawan jenis ? atau mereka yang rela mengorbankan semua rasa itu dengan tidak sama sekali berpacaran. Padahal sedang benar benar merasakan cinta. Yang wajar Ingin selalu di dekatnya, ingin selalu memandangnya. Sedangakn banyak motivator mengatakan ‘cinta itu harus memiliki ! yang mengatakan cinta tidak harus memiliki hanya untuk mereka yang putus asa !’ memiliki yang seperti apa ? apakah hanya dengan cara mengungkapkan tapi tidak mau ada hubungan dan saling jaga perasaan dengan komitmen yang sederahana. Atau hanya merasakan dia milik kita tanpa ada satu tindakan apapun ?? rumit rasanya untuk berkutat dengan hal hal semacam itu. Namun yang pasti, itu terjadi di kehidupan kita.

Saya sempat berfikir dengan mereka yang dapat menomor dua kan perasaan itu. Perasaan untuk punya pacar, kekasih dan sejenis itu. Beberapa teman yang saya perhatikan, sepertinya senang senang saja dengan hal itu. Atau mungkin mereka yang pandai menyembunyikan kegalauan hatinya. Tetapi sepertinya mereka lebih sibuk dengan pendidikannya, lebih sibuk dengan passion nya lebih sibuk dengan mimpi mimpi besar yang ingin dicapainya. Sehingga terlupakan lah semua rasa yang wajar di rasakan remaja itu. Mungkin…

Tapi, Perhatikanlah, diri kita sendiri ketika kita sibuk dengan beragam urusan di luar, entah dengan kegiatan kah, dengan hobby kah, dengan urusan kampus kah. Saya tidak merasakan sama sekali tentang perasaan ingin berpasangan itu. Ketika saya melakukakan hal tersebut. Focus kita bukan lagi ke masalah itu. Dan bahkan pengaplikasian rasa cinta itu lebih bisa kita aplikasikan kepada Allah, kepada orang tua adik adik dan keluarga juga sahabat kita. Rasa peduli, rasa perhatian, rasa rindu itu bisa lebih teraplikasi dengan seimbang. Ya cinta memang sejatinya harus seimbang. Seratus persen menjadi presentase yang wajib di tuliskan.

Dan sebaliknya. Ketika kita diam, tidak ada kegiatan apapun hanya berdiam di rumah. Rasa kesendirianlah yang akan muncul, sehingga focus kita berada pada ingin mempunyai pasangan. Iri melihat teman yang sepertinya berbahagia dengan sang kekasih. Dan akan terus munculah, perasaan seperti itu yang sangat mengganggu hati dan fikiran yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk kita fikirkan.kegalauan kegalauan yang semakin menjadikan diri semakin tidak mempunyai harga.


Saya sangat kagum, dan tidak ada yang melebihi kekaguman ini. Ketika melihat mereka yang berhasil dengan study nya di usia muda, berkelas dan berfikiran dewasa. Mampu menggapai apa yang ingin di capai tanpa sibuk dengan urusan percintaanya. Yang di bilang pacaran adalah salah satu motivasi. Tetapi mereka mampu berhasil dalam studynya tanpa motivasi seperti itu. Mereka mungkin lebih sibuk dan berupaya semampunya untuk apa yang merka capai. Ibarat sebuah kamera dengan lensa yang besar, dengan focus yang sangat tajam mampu mengambil dengan detail apan yang ingin di capai. dan mereka dapat sampai dengan gemilang dan penuh kebanggan. Dan yang selain itu, “Blur” dalam fikirian mereka. dan itulah mungkin salah satu target kedepan untuk saya. 

Salam

Kamis, 18 Juli 2013

Sebersit kata hati

sendu kesejukan malam dalam hempasan kerinduan...
membisikan makna yang tersirat dan tersurat...
siratan perasaan dalam kehampaan dan ketidak pastian...
keriduan mendalam sekejap hadir dalam tatapan...
kerinduan tak pasti dalam nada haram bertuliskan cinta..

                menusuk dada dalam dekapan sebuah tatapan..
                tatapan manis dalam kesucian
                merombak kembali sanubari ini dalam kekacauan
                sekejap kerinduan bertuan menghempas dalam cahaya kesejukan

  entah.lah.. kali ini kata tak mampu mendeskripsikan kerinduan
  ketika ucapan tak mampu mengungkapkan perasaan
  dan ketika perbuatan tak mampu mencurahkan
  gelombang gelombang dalam samudera cinta dan kedamaian...

Cerita Moderat dari Tanah Jakarta


10 Juni 2013, bentorkan kembali terjadi di wilayah poso. Bentorkan terjadi ketika warga mengamuk karena salah satu dari mereka mati di tembak densus 88. Orang yang ditembak di jalanan itu tentu di anggap sebagai teroris kelompok islam garis keras bersama Abu Roban di Jawa Tengah dan menerima hasil rampokan dari berbagai tempat di Indonesia. Dari kelompok yang sama pula belum lama di sergap beberapa orang dari beberapa tempat bahkan sampai terjadi baku tembak antara keduanya. Beberapa dari mereka tewas dan sisanya mendekam di penjara menuggu ekseskusi atau penjara seumur hidup.

Indonesia adalah Negara Muslimin Terbesar di Dunia. Dan disinilah di ibu kota Negara muslimin terbesar di dunia. cerita moderat dari tanah Jakarta di mulai.

Rabu 5 juni 2013. Bagi mereka yang baru datang ke Jakarta mungkin akan terheran heran, atau mungkin takut melihat banyak nya pemuda pada malam hari bergerombolan naik sepeda motor, naik angkutan umum, mobil pribadi atau kol bak sekalipun. Dengan berpeci putih dan seragamnya jaket yang mereka kenakan juga panji panji yang mereka kibarkan.  mereka riuh rantah di atas aspal Jakarta. Mereka bukan datang untuk berdemo, bukan datang untuk membuat kerusuhan apalagi aksi terorisme. Namun mereka semua datang untuk berkumpul di suatu tempat dimana sang idola mereka berada. Sosok idola yang sangat mereka cintai. Dimanapun sang idola berada mereka yang datang dari wilayah barat, timur, pusat, selatan, utara Jakarta bahkan beberapa dari luar kota dan luar negeri turut hadir dalam perhelatan akbar tempat dimana sang idola berada. 
Perkumpulan saat itu dipusatkan di monas , tepat, di jantung kota Negara muslimin terbesar di dunia. mereka berkumpul dalam satu naungan bendera bernama Majelis Rasulullah SAW.

Ketika isu terorisme merebak ke seantero negeri namun sudut pandang lain justru di angkat oleh pemberitaan Internasional untuk Indonesia. Wall Street Journal adalah salah satu kantor berita terbesar di dunia. Dalam majalahnya wall street journal mendeskripiskan Majelis Rasulullah dan Habib Munzir Al musawa sampai 3 halaman sekaligus untuk hal ini. Hal tersebut di ungkapkan oleh mantan menteri perikanan dan kelautan Fadel Muhammad Al Haddar pada 5 juni 2013. Menurut wall street hal ini sangat inspiratif, sebuah perkumpulan agama sebesar ini yang mayoritas adalah pemuda mampunyai pemikiran yang moderat sehingga terciptanya kerukunan antar umat beragama.

Bagaimana tidak, perkumpulan yang setiap minggu di adakan di sebuah masjid di wilayah pancoran Jakarta selatan, tidak kurang dari 70.000 jamaah yang hadir. Sedangkan untuk setiap perhelatan akbar yang di pusatkan di monas tidak kurang dari 1.000.000 muslimin yang menghadirinya. mayoritas dalam majelis ini adalah para pemuda, mereka berkumpul untuk belajar agama dari sang guru. Al Habib Munzir bin fuad Al Musawa adalah pemimpin majelis Rasulullah SAW yang menjadi guru sekaligus idola mereka. Beliau mengajarkan para jamaahnya mengenai akhlak Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah seorang ulama besar memiliki pemikiran yang moderat, kemanaapun beliau selalu selalu di sambut haru gembira oleh para pengikutnya. Sebagai seorang ulama besar, kerukunan antar umat beragama sangat beliau jaga.

 Beberapa waktu lalu, beliau menerima tamu di rumah beliau seorang Duta Besar Amerika untuk Indonesia. di kabarkan bahwa kedatangan dubes tersebut sudah sangat lama di nantikan. Dubes ini beberapa kali terpaksa menunda niatnya untuk bertemu Karena kesibukan dan kondisi kesehatan habib munzir yang kurang baik. Sampai pada suatu ketika, duta besar amerika ini, hadir dalam suatu perayaan Maulid Nabi saw yang juga di adakan di monas pada februari 2013. Pada saat itu, murid dari habib munzir yang berasal dari kanada juga sempat hadir dalam acara itu. Tidak pernah absen dalam Acara mauled yang setiap tahun di laksanakan tersebut presiden Repubik Indonesia beserta para jajarannya.


Begitu banyak kritikan yang di hadapkan kepada beliau, karena di khwatirkan adanya campur tangan amerika dalam majelis besar beliau. namun beliau hanya mengatakan bahwa “Rasulullah SAW menerima pemuda Yahudi yang datang ke rumah beliau, makan dari piring beliau SAW, minum dari gelas beliau bahkan pemuda yahudi tersebut menginap di rumahnya Rasulullah saw”





Sumber foto : www.majelisrasulullah.org

Kerinduan Mentari I


oleh : Deni
Sendu mentari dalam kesejukan yang menaburkan setiap rasa ketenangan dalam dekapan sebuah sayang. Mentari berpijar setelah tenggelam nya rembulan di telan oleh putaran yang bisu. Kebisuan dalam setiap kata yang tak dapat terucap untuk mendeskripsikan isi perasaan dalam dada yang sudah lama sesak tak terungkap.

Matahari dan bulan sudah terlalu dekat. Mereka  Satu suara untuk saling menerangi dalam putaran yang bisu. perpisahan yang semu yang jelas terbersit dalam benak setiap jiwa. Menghantarkan semua tafsir tak berbahasa yang hanya bersandar pada sikap dan perhatian yang suci. Bagaikan merangkak dalam tanjakan tak terhenti yang menyakitkan diri dalam ketidak pastian.

Kepastian. Adalah salah satu keinginan yang tak dapat terungkapkan, hingga saat ini semua yang menjadi sesak itu tak juga terungkap dalam kata dan bahasa. Verbal yang terungkap hanya membisikan dalam jutaan Tanya yang tak terjawab.

Kekhawatiran yang mendalam, matahari tak mau kehilangan rembulan yang dekat bukan dalam jarak. Perhatian kosong yang hanya terlewat di hadapan rembulan, lewat bagaikan angin yang berhembus. Terhisap dan terserap dalam raga, namun hampa di rasa. Ketika bulan di damaikan oleh bintang, dan ketika matahari di damaikan dalam biru nya awan. Bintang yang tebaran dan birunya awan tak sadar kerinduan antara matahari dan bulan.

Wahai matahari, kau merindukan bulan dalam selimut cinta. Maka bangunlah dalam selimut itu. layaknya cinta itu sebagai naungan bukan lagi terlelap dalam selimut yang menyakitkan tak dapat mengungkapkan segala rasa. Berkorban dalam setiap gerak yang selalu salah tingkah di dekatnya. Ungkapkanlah, dan sungguh kau menginginkan lebih dari sekedar kedekatan yang biasa.

Wahai rembulan, sadarkah kau, bahwa dia memperhatikan mu, merindukan dan menyayangimu. Betapa khwatirnya dia, jika bintang kembali mendekatimu dan memelukmu dalam dekapan cinta.  Tetapi ia tak berdaya akan rasa khwatirnya, takut kau menolaknya dan kau menjauh darinya.


Minggu, 07 Juli 2013

atas nama “RAKYAT”

oleh Deni  Khaeurdin


Berikan Aku 10 Pemuda, maka akan aku Guncang Dunia !! ( Soekarno )

Masih hangat dalam fikiran kita pengesahan RAPBN 2013 oleh anggota dewan yang terhormat. Itu artinya, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan segera di laksanakan dalam waktu dekat ini. Ketika pada waktu sebelumnya juga sempat diadakan sidang paripurna untuk membahas masalah BBM ini. Pada waktu itu saya sempat menyaksikan sidang paripurna secara live di Televisi. Hingga tengah malam pada waktu itu siding paripurna hingga berakhir dengan tidak terjadi kenaikan harga BBM. Pemerintah menyatakan bahwa APBN (anggaran pendapatan belanja Nasional) itu `jebol` karena mensubsidi BBM yang sebenarnya salah sasaran. BBM bersubsidi haruslah di nikmati oleh golongan menengah kebawah. Namun pada kenyataanya justru yang menikmati bbm bersubsidi ini adalah golongan menengah ke atas. Menyakitkan memang, tetapi itu adalah sebuah kenyataan pahit yang harus di rasakan. Dampak kenaikan bbm ini tentu berimbas pada semua sector perekonomian. Inflasi akan meningkat, bahan makanan pokok akan semakin mahal dan rakyat miskin akan semakin terjepit”. Jelas para oposisi yang secara tegas menolak kenaikan tersebut. Dari pihak pemerintah sendiri telah mejelaskan bahwa subsidi bbm yang membengkak ini akan di alihkan ke sector usaha pedesaan dan BALSEM (Bantuan Langsung Sementara) kepada warga miskin.  Dan masih banyak lagi alasan alasan yang sangat logis yang di utarakan para pihak, baik opisisi yang menolak maupun koalisi yang mendukung kenaikan harga bbm ini.

Sebagai Negara yang menganut system DEMOKRASI tentu berbagai pendapat dan aspirasi rakyat adalah hal utama dalam setiap pengambilan keputusan. Rakyat boleh memprotes kebijakan kebijakan pemerintah. Termasuk ber-DEMO. Mari kita perhatikan, dari setiap kebijakan pemerintah pasti ada yang berdemo dari berbagai pihak, mulai dari mahasiswa, buruh, ormas dan lain sebagainya. dengan cara berdemo mereka menyampaikan aspirasi nya.

Tulisan ini adalah suatu bentuk aspirasi saya sebagai warga Negara untuk menyikapi demo yang dilakukan MAHASISWA sebagai bentuk protes terhadap pemerintah. Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Kalau buruh saja berdemo, mengapa kita sebagai orang orang yang berpendidikan lebih dari mereka ikut ikutan demo ?! kita lebih mempunyai profesionalitas yang kita kembangkan dari masing masing jurusan kita. Kita lebih mempunyai pemikiran yang lebih analitis dan kritis bahkan tindakan pun seharusnya lebih elegant dari mereka selain kita. Saya tidak mendiskrimasi buruh dalam hal ini. Namun perlu adanya perbandingan untuk dapat menyimpulkan.

Mari lihat Negara tetangga singapura. Harga bbm disana sekitar Rp.17.000,- per liter. Saya pernah berdiskusi dengan salah seorang dari KBRI di singapura tentang hal ini dia adalah lulusan fakultas hukum universitas Indonesia .” Memang sudah saatnya rakyat kita bisa mandiri, jangan terus di suapin sama pemerintah”. Tuturnya.

 Baiklah, tatanan perekonomian kita masih berantakan ! jauh mungkin jika di bandingkan dengan singapura. Mari kita jalan kesana dan kita lihat bagaimana etos kerja mereka. Jangan lagi lagi menyalahkan pemerintah. Bergerakk dong ! bukan dengan kalian demo sana sini terus ribut sama polisi. Jalanan jadi macet, orang jadi banyak yang ketakutan sarana umum dirusak. Apakah itu yang di namakan atas nama ‘RAKYAT’ ?? kalian teriak teriak sama pemerintah bilang rakyat sudah tidak bodoh lagi !!!  balikin sama diri kalian. Rakyat sudah tidak bodoh lagi !! bagaimana citra kita sebagai mahasiswa kawan kawan ?? di hadapan rakyat yang kita belaa ?? udah bukan waktunya jahit jahit mulutt mogok makan !! sekalian aja gantung diri atas nama rakyat. . Jangan lagi ngamuk ngamuk di dalam gedung DPR ketika lagi paripurna. Dengan argument yang kuat dan hebat kita pasti di dengar. Ga usah lagi norak norak teriak teriak tentang justice. Kita sebagai mahsiswa punya keistimewaan masing masing. ayo kawan kawan bangkit !! dengan kreatifitas dan prestasi kita buat rakyat Gemetarr dengan perjuangan kita. Kita buat para pemimpin negeri ini tercengang melihat aksi kita !! kita buat dunia berguncang dengan prestasi kita. Harapan seperti itulah yang ada di benak setiap kita. Out of the box !! keluar dari acara teriak teriak. Dan mari kita bergerak !! Tuhan selalu ada di setiap niat kita !

Atas nama argumentasi, rakyat Indonesia