Merangkai imaji dalam keheningan di setiap nafas yang
bergetar dalam hirupan udara hampa. Memapah setap rasa yang berdetak dalam
ruang kosong tak bertuan. Terasa iri
bagai bumi merindukan bulan.
Merindu kepada hal fana yang pasti tersakiti. Namun nafsu
tak bisa di pungkiri. Hasrat dalam setiap pijakan untuk mencintai dan
menyayangi terbeban oleh rasa tanggungan yang membebani. Merangkai setiap
imaji, dalam gelap dan khayal yang pasti. Pasti teringinkan namun memudar dalam
kenyataan.
Bergetar dalam jiwa yang bimbang tentang sebuah keputusan
untuk meminta. Meminta kepada yang maha berhak. sang pemilik hatiku dan hati
mu. Sang pemilik jiwa ku dan jiwa mu. Sang pemilik fikiran kita Memohon di
persatukan dalam tali suci bergelar cinta. Mengikat dalam gerak yang bebas.
Menjadi tak bebas dalam bias yang selalu mucul dalam setiap fikiiran yang
melayang di setiap kata yang tertulis hasil siratan dalam fikiran.
Berpendar dalam kata yang terlukis kan di tengah malam. Tak
mampu menafsir dalam keinginan yang meletup begitu indahnya. Indah dalam
keteraturan yang jelas dan logis. Logis yang tak masuk di akal menjadi
kenyataan rasa yang tertinggal. Tertinggal dalam sejarah yang telah sirna di
telan waktu.
Waktu.. semakin membunuh perasaan yang bergejolak tentang
sebuah angan dan harapan yang tercurah di setiap pori yang terbuka. Membasahi
setiap kulit dalam angan dan khayal. Bodoh dalam setiap keputusan yang telah di
tetapkan diri. Berpegang prinsip namun tertepis oleh sikap. Sikap banci yang mengular
dari ujung kaki . Semakin tak pasti setiap frasa ini terbentuk dalam
fikiran yang hampir mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar